Wartawan =
buruh? Mungkin dalam benak kita bakal muncul pertanyaan, “Eww..kok buruh sih?”.
Atau mungkin kalo yang wartawan, bakal menolak dengan bilang, “Enak aja!
Wartawan itu profesi, Bro, Lebih keren daripada buruh!” Eits, sebelumnya, baca
dulu deh kenapa saya membuat judul seperti itu.
Menurut KBBI,
yang dimaksud “wartawan” adalah
orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dl surat
kabar, majalah, radio, dan televisi; juru warta; jurnalis. Nah, wartawan
bekerja mengumpulkan berita untuk suatu media yang dimiliki oleh seseorang,
kemudian mendapatkan upah dari media tersebut. Sedangkan “buruh” ialah orang
yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah; pekerja. Jadi bisa
diartikan, sebenarnya jurnalis itu juga buruh kan?
Masalahnya,
cukup banyak wartawan yang tidak mengetahui hak-hak yang dimilikinya. Mereka
tidak sadar bahwa mereka memiliki hak yang sama dengan buruh. Parahnya, ada
beberapa wartawan yang upah penghasilannya di bawah UMR tempatnya bekerja.
Juga, mereka tidak memiliki jaminan-jaminan sosial yang selayaknya dimiliki
buruh, seperti jamsostek. Dengan kata lain, mereka malah diperlakukan lebih
parah daripada buruh.
Namun, tak semua
wartawan seperti itu. Banyak wartawan yang mengetahui hak-hak yang dimilikinya.
Bahkan mayoritas dari mereka telah menuntut dan memperoleh hak-hak yang sepatutnya
mereka dapatkan.
Maka, berbahagialah
wartawan yang telah memperoleh jabatan sebagai pegawai tetap di media-media
besar dan terpercaya. Berbahagialah pula para wartawan yang bekerja di media
yang memahami dan memberikan fasilitas yang layak bagi mereka. Masih banyak
wartawan yang belum bisa memperoleh hak-hak yang selayaknya.
Di sini, saya
tak berniat menyamakan wartawan dengan buruh mauupun kuli yang hanya mengandalkan
tenaga. Saya percaya, wartawan lebih dari itu. Wartawan mengandalkan otak dan
tenaga untuk menyampaikan berita secara objektif dan menarik. Oleh sebab itu, saya hanya ingin
agar para wartawan tidak diperlakukan sewenang-wenang, tetapi diperlakukan
secara layak.
So,
silakan selanjutnya terserah anda, wartawan = buruh, atau tidak?
0 comments:
Post a Comment