RSS

Bromo: Alam Indonesia dengan Atmosfer Luar Negeri


Bromo



"Mau ke Bromo nggak?” tiba-tiba, temanku, Brigita bertanya padaku. “Ayo! Kalo mau, sama aku, sama Shabrina, ntar juga ada mas Iam. Ntar dia ngajak temennya juga buat gantian nyetir,” bujuknya.
Yeay! Akhirnya kami memang ke Bromo berlima: aku, Brigita, Shabrina, mas Iam, dan mas Imron. Berhubung kami newbie dalam hal travelling ke gunung, kami banyak bertanya pada mas Iam dan mas Imron (temannya), yang sering melanglang buana.
Dari Surabaya ke Bromo, nggak terlalu lama (menurutku), hanya 3-4 jam saja. Kami berangkat jam 12 malam dengan mobil dan sampai di sana jam setengah 4 pagi. Yah berhubung saya buta peta, nggak usah dibahas yah lewat mana, intinya sih ke Probolinggo terus ke Bromo. Hehehe..^^
Waktu di desa sebelum Bromo, kami melewati tempat persewaan jeep yang masih jauh dari Bromo. Di sana, kami diminta berhenti dan menyewa jeep. Tapi mending tolak sebisa mungkin. Di atas sana masih ada yang nyewain, bisa lebih murah harusnya. Jadi naik mobil pribadi aja sampe di tempat persewaan jeep berikutnya.
Begitu tiba di tempat sewa jeep yang dimaksud, kami menghangatkan diri dengan makan bakso. Udaranya dingiiinnn banget! Airnya kayak air es. Kalo mau mandi di sana, boleh-boleh aja. Dari pengalaman Brigita sih, dia bilang nggak terasa dingin lagi setelah mandi. FYI, biaya toilet di sana, mau mandi / BAB / buang air kecil sama-sama 2ribu Rupiah.
Oiya di sana, kami mendapat sewa jeep seharga 450ribu untuk ke pananjakan 1, tempat sunrise viewpoint yang indah. Kalau mau tambah wisata pasir berbisik dan bukit teletubbies (savana), jadi 600ribu. Nah, berhubung nggak ada duit banyak, dan mepet waktu, jadilah nggak pake jalan-jalan ke pasir dan bukit tersebut.
Jam 5 pagi, kami berangkat naik jeep ke pananjakan 2. Sampai di sana, ternyata eh ternyata parkirnya penuh. Akhirnya kami berlima harus jalan kaki naik dari jalanan agak jauh. Fiuh, tahu gitu, mending kami berangkat dari bawah situ jam 4 pagi aja biar dapat parkir deket. Memang sesal kemudian tiada berguna…
Nah, kalo uda hampir mendekati sunrise viewpoint, di sebelah kanan dan kiri, bakal ada banyak penjual souvenirs Bromo. Mayoritas mereka menjual syal, topi, dan sarung tangan hangat bertuliskan Bromo. Kalo nggak salah, ada juga persewaan jaket/mantel hangat buat yang nggak kuat dingin. Nggak jauh dari situ, juga ada musholla buat yang ingin sholat Subuh. Kalo nggak berkepentingan di musholla, ya bablas aja jalan lagi ke atas. Tapi di situ nggak rugi kok berhenti, lumayan ada yang view yang bisa difoto. :D
view di depan musholla
 Jam 05.30, kami sampai di atas disambut dengan kesibukan lautan manusia yang berfoto memakai kamera professional plus tripod-nya, hingga kamera HP biasa. Jadi, pintar-pintarlah mencari spot kosong. Kalo kami sih, ikutan yang lompat pagar pembatas, pemandangannya bagus nggak terhalang. Tapi harus hati-hati, bisa-bisa kepleset malah masuk berita di koran :p

sunrise dari sunrise viewpoint
 Setelah puas dari sana, kami menuju ke kawah Bromo dengan jeep. Begitu kami tiba di hamparan pasir yang luas, jeep berhenti. Dari sini, kami harus melanjutkan dengan berjalan kaki atau naik kuda. Standarnya sih naik kuda PP 150ribu, tapi berhubung kami menyewa tiga kuda, bisa ditawar jadi 120ribu. Naik kuda sangatlah seru, rugi kalo takut kuda! Kita bisa minta pawangnya untuk mengajari naik kuda, bahkan bisa mengendarainya sendiri kalo berani. Tapi umumnya dibolehin mengendarai sendiri hanya waktu perjalanan pulang, biar aman.

Pengunjung yang naik kuda didampingi pawang
Tiba di bawah tangga, kami turun dari kuda, kemudian melanjutkan dengan jalan kaki menaiki 250 anak tangga (waktu aku hitung). Sstt…konon katanya, jumlah anak tangganya bisa berubah-ubah kalo dihitung. Well, mau ngitung apa nggak, yang penting nikmati aja. Kalo beruntung, bisa ngobrol juga dengan bule-bule yang lewat situ sekalian melatih bahasa Inggris. :D
 
 Sampai di atas, kita dapat melihat kawah Bromo, gunung-gunung, dan pemandangan menarik lainnya. Puaskanlah berfoto-foto di sini, karena sinar matahari pagi menghasilkan foto yang bagus.

Kawah Bromo
 Turun dari sini, jangan lupa beli oleh-oleh berupa bunga Edelweiss. FYI, bunga Edelweiss nggak akan pernah layu. Jadi pilihlah yang rangkaiannya bagus, dan tawarlah sebisa mungkin. Kata penjualnya, Edelweiss biarkan di tempat yang kering dan panas, tidak perlu air sedikit pun. Jadi, menurut pengalamanku, jangan pernah biarkan Edelweiss lembab karena bisa berjamur.
DI depan penjual bunga edelweiss


Oiya, sebentar lagi liburan kan. Nah, ini dia yang perlu dipersiapkan! Happy holiday! ^o^

Persiapan:
·         Pakai kaus turtleneck / kaus yang anget
·         Mantel/Jaket (cukup tebal tapi nggak usah sampe kayak mantel musim dingin)
·         Syal & sarung tangan
·         Topi hangat
·         Boots (kalo punya) / sepatu keds & kaus kaki
·         Obat sesak nafas (itu kalo punya sejarah asma, atau nggak kuat dingin)
·         Sunglasses (buat paginya biar nggak silau)
·         Snacks & drinks (biar gak kelaparan di jalan ke Bromo)

Pengeluaran untuk ke Bromo:
·         Waktu: 5-7 jam untuk berkeliling Bromo
·         Toilet: 2ribu (bawa yang banyak, bakal sering ke situ)
·         Bensin mobil: 150ribu (Surabaya-Probolinggo PP)
·         Sewa jeep (termasuk supir, dan teman max. 6 orang):     
300ribu untuk ke pananjakan 2           
450ribu untuk ke pananjakan 1           
600ribu untuk ke pananjakan 1 + pasir berbisik + savana (bukit teletubbies)
·         Sewa kuda: 150ribu PP    
atau 120ribu PP (kalo nyewa banyak)     
atau berangkat aja 70ribu, pulang nyari di sana 30ribu (kalo beruntung)
·         Oleh-oleh bunga Edelweiss: 20-40ribu/rangkaian           
atau 5ribu/rangkaian (setelah ditawar untuk yang kecil, di sunrise viewpoint)    
atau 10ribu/rangkaian (setelah ditawar untuk yang kecil, di bawah tangga kawah)
atau 20-40ribu/rangkaian (yang besar)


Galeri Foto

 
Pura di Bromo

Pemandangan dari kawah Bromo

 
Bersama kuda yang saya naiki


Di tengah lautan manusia

Berfoto di setelah tiba di atas

Bunga Edelweiss yang tak pernah layu untuk kalian
Bromo, you're rock!

2 comments:

tian said...

wahh, semoga bisa menyusul naik gunung juga hahaa

Anonymous said...

wah seru skali.. si pika pengen jg itu..

Post a Comment