RSS

[UTS Feature] Dunia Gemerlap Jurnalis Televisi 2


“Kalau nggak berparas good looking nggak boleh live,” ujar Luviana, mantan jurnalis TV swasta pada screening dokumenter di Universitas Airlangga (27/3). Benarkah demikian?
Sepertinya begitulah adanya. Pada lowongan pekerjaan sebagai jurnalis televisi yang tampil di layar kaca, selalu terdapat “berpenampilan menarik” sebagai syarat utama. Tapi mengapa good looking menjadi hal penting?
“Jurnalis TV selain harus memiliki kemampuan mengulas fokus beritanya, juga tentu akan lebih baik yang good looking supaya orang doyan berlama-lama ngikutin beritanya. Good looking itu penting tapi bukan segala-galanya,” ujar Pahit S. Narottama, selaku Wakil Pimpinan Redaksi surat kabar harian Kalteng Pos.
Hal serupa juga diceploskan oleh Tammi, jurnalis Deteksi Jawa Pos. “Soalnya TV itu kan audio visual, harus ada nilai jual tersendiri untuk bikin penonton stay tune sama berita itu. Aku sendiri, kalo reporternya nggak oke-oke banget gitu males liatnya. Hahaha… Itu menurutku pribadi sih mbak. Kalo orang lain mungkin yang nggak harus good looking nggak apa-apa, asal dia pinter. Kalo menurutku kudu (harus) dua-duanya, good looking dan juga pinter nyampein berita. Kalo good looking  tapi ‘aa…ee…aa…ee..’ pas nyampein berita ya tetep males diliatnya.”
Ya, good looking itu penting namun tetap harus cerdas dan berpengetahuan luas. Jika tidak memiliki kedua hal tersebut, tentunya sang jurnalis akan mempermalukan dirinya sendiri karena hal tersebut akan nampak di televisi.
“Saya harus menggali banyak ilmu, saya harus belajar banyak buku, referensi. Ketika dialog saya harus membawakan topik2 yg sebenarnya saya tidak mengerti. Saya harus tahu setidaknya dan mengerti dasar2 dari materi apa yang akan saya bawakan dalam dialog tersebut,” ungkap Jonathan, selaku jurnalis televisi di Metro TV.
Intinya, jurnalis televisi haruslah memiliki paket komplit. Dia memiliki perawakan yang bagus dan menarik, serta pengetahuan yang luas. Tentunya hal tersebut akan membutuhkan usaha ekstra bagi mereka yang ingin menjadi jurnalis televisi.
So, masih menganggap jurnalis televisi hanya mengandalkan tampang?

0 comments:

Post a Comment