Jonathan saat Live Report |
Sebagaimana yang
kita tahu, jurnalis televisi merupakan sosok yang sering muncul di di layar
kaca untuk menyampaikan berita terkini. Namun, jurnalis televisi memiliki dunia
gemerlap yang tak diketahui oleh masyarakat umumnya. Bukan, bukan dunia
gemerlap alias dugem yang dimaksud. Juga bukan tentang jurnalis televisi yang
suka dugem. Ini adalah dunia gemerlap dari perspektif yang lain.
Jonathan Pratama
menjadi jurnalis salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia sejak April
2012. Meski terbilang baru setahun bekerja di sana, dia telah menimba banyak
ilmu dan pengalaman. Mulai dari reporter yang meliput berita di tempat
kejadian, menjadi news achor (pembawa
berita), hingga menjadi reporter wisata.
Menurutnya,
menjadi jurnalis televisi adalah suatu hal yang menyenangkan. “Ya saya suka
bertemu dengan masyarakat langsung, saya bisa ngobrol langsung, kemudian saya
bisa lebih dekat dengan mereka,” ungkapnya.
Selain itu, dalam
pembuatan naskah jurnalistik televisi tidak boleh terlalu panjang, hanya sepanjang
2-3 menit untuk tiap berita. Hal inilah yang disukai oleh pria berumur 23 tahun
ini, “Saya kurang cakap dalam menulis, tapi saya suka pada jurnalis televisi
karena naskahnya hanya inti-intinya saja.”
Pria yang akrab
disapa Jo ini, memiliki pengalaman tak terlupakan saat masih baru menjajaki
dunia jurnalis televisi. Yaitu saat meliput penangkapan terduga teroris di
Madiun. “Waktu itu saya belum siap untuk berangkat ke Madiun, saya juga masih
baru saya sudah dihadapkan dengan kondisi yang menurut saya cukup seram. Di
situ saya bisa mendapatkan banyak hal dan belajar ketika harus di rumah terduga
teroris dengan ancaman2, ketakutan, kemudian bisa aja ada ranjau dimana2. Disitulah
itu menjadi tantangan buat saya tapi sangat meyenangkan,” kisahnya sambil mengenang
masa awal-awal bekerja.
Tak sampai di
situ saja pengalaman yang didapatkan oleh Jo. Pada peristiwa jatuhnya Lion Air
di Bali beberpa waktu lalu, dia ikut terbang meliput ke pulau Dewata tesebut. “Itu
sangat menarik, ada orang baru, pejabat-pejabat di Bali, kenalan dengan wartawan-wartawan
yang ada di Bali, tahu tempat-tempat yang ada di Bali. Dan pengalaman me-livereport-kan dari tempat yang… dari
Bali, itulah sungguh menyenangkan.” Dengan menjadi jurnalis televisi, Jo dapat
ikut ambil bagian keluar kota sekaligus jalan-jalan sebentar.
Hm…tampaknya,
menjadi jurnalis televisi memang menyenangkan ya?
0 comments:
Post a Comment