RSS

Tanpa KTM, Tak Boleh ke Perpustakaan?




“Sebel! Masa tadi aku ke perpus nggak boleh masuk coba? Terus aku kalo mau pinjem buku buat skripsi gimana?” omel Cindy, mahasiswa Komunikasi Unair 2010. Apa yang terjadi dengan perpustakaan kampus B Universitas Airlangga?
Ternyata, sejak bulan Februari lalu telah diberlakukan peraturan: hanya boleh masuk menggunakan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa)-nya sendiri. Selain itu, ada pula aturan baru yang mengagetkan: tas harus dititipkan meskipun hanya masuk ke wifi zone. Padahal sebelummya, jika hanya ke wifi zone, pengunjung tidak perlu menitipkan tasnya. Mengapa aturan-aturan itu diberlakukan?
“Aturan itu diadakan supaya lebih tertib dan nyaman,” aku petugas informasi yang tidak saya ketahui namanya. Hm..benarkah demikian? Jika ditanyakan pada salah satu mahasiswa yang tidak mau disebutkan namanya, dia menjawab, “Bikin males ke perpus. Masa butuh ke perpus gak boleh? Ini kan buat ngerjain tugas. Lagipula KTMku dibuat pinjem buku di KPS (Kantor Program Studi). Padahal dulu (masuk perpus) masih boleh pake NIM.”
Menanggapi gerutuan mahasiswa tersebut, bagaimana solusi yang ditawarkan perpustakaan? Wanita bagian informasi menimpali, “Bukan ditutup untuk umum. Dari universitas negeri (atau PTN) kan bisa menggunakan kartu sakti, sedangkan dari universitas swasta (PTS) bisa melakukan registrasi seharga 5000 Rupiah per hari.” Lalu bagi mahasiswa Unair yang KTM-nya sedang digunakan untuk meminjam buku di fakultas atau prodi, diberi solusi untuk menunjukkan fotocopy KRS (Kartu Rencana Studi) atau KRS (Kartu Rencana Studi).
sensor KTM dan gate masuk
Nah, apakah dengan berlakunya peraturan tersebut, mahasiswa memang semakin malas untuk mengunjungi perpustakaan? Atau malah sebenarnya solusi yang ditawarkan telah cukup memudahkan?

0 comments:

Post a Comment